Kumpulan Artikel Berbagai Kategori

Selasa, 27 November 2012

Jenis Karet


karet

Karet atau polimer hidrokarbon terkandung pada lateks dari beberapa jenis tumbuhan. Pada dasarnya karet tidak hanya dapat diperoleh dari pohon Para (Hevea brasiliensis) namun oleh karena pohon Para merupakan tanaman yang paling banyak ditanam khususnya ditanam di kawasan Asia Tenggara yang notabene merupakan kawasan penghasil karet alam terbesar dunia maka pohon Para identik dengan Pohon Karet. Selain pohon Para , ada juga pohon – pohon jenis lainya.
Jika kita telusuri lagi ternyata karet digolongkan menjadi dua, yaitu karet alam dan karet sintetik.

Karet Alam
Karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. setelah penemuan proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan dan dibuat menjadi produk karet, seperti sol sepatu, telapak ban, dll.
Keunggulan : salah satu sifat karet alam yang sampai saat ini sulit disaingi oleh sintetik ialah kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan juga rendah, dan sifat ini sangat diperlukan untuk barang jadi karet (vulkanisat) yang kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban truk dan ban pesawat terbang.  
Kelemahan : yang mengakibatkan mulai digemarinnya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan terhadap panas dan minyak.

Karet Sintetik
Dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. saat ini telah ada belasan jenis karet sintetik dengan berbagai karakteristiknya, dan terus bertambah.
Kelebihan : tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan supaya tetap stabil. Suatu kebijaksanaan politik entah itu dari pihak penguasa maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap usaha perkarettan alam secara luas.  
Kekurangan : seperti yang telah dibahas tadi, dalam kepegasan pantul karet sintetis masih kalah dibandingkan dengan karet alami.

Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber). Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.