Hijau, segitiga, dan penuh hiasan
adalah ciri utama dari pohon natal. Setiap menjelang pohon natal tepatnya
dibulan desember biasanya orang-orang sudah mulai menghias rumahnya dengan
hiasan natal termasuk pohon natal. Disamping itu hotel, apartemen, restoran juga
mulai memajang pohon natal di sudut ruangan ataupun tepat ditengah lobby
sebagai bentuk perayaan atau sekedar meramaikan saja. Jika kita telusuri
toko-toko grosir atau pusat perbelanjaan terutama toko souvenir, banyak yang
menambah barang dagangannya dengan pernak-pernik atau hiasan natal seperti hias
pohon natal, lonceng, kaus kaki santa clause, dan masih
banyak lagi.
Selain itu banyak juga yang
menjual pohon natal dari berbagai ukuran, warna, dan model. Untuk harga sebuah
pohon natal sangat beragam tergantung dari besar dan tinggi sebuah pohon serta
keaslian pohon, karena ada yang menjual pohon natal yang langsung diambil dari
hutan dan memang harga yang dipatok lebih mahal dari pohon sintetis. Tapi sekarang
ini orang lebih suka untuk membeli pohon natal yang buatan sebab selain
harganya lebih terjangkau, pohon buatan ini lebih ringan dan bisa disimpan jika
tidak diperlukan lagi.
Perayaan natal memang sudah
identik dengan pohon natal dan tradisi menghias pohon natal besama keluarga. Tradisi
ini memang sudah ditanamkan kepada anak-anak kristiani khususnya benua amerika
dan eropa yang menampilkan acara kartun dengan tokoh dan setting yang
menggambarkan susana natal. Di bulan desember ini biasanya sudah banyak
industri film yang memproduksi film bertemakan natal, biasanya diakhir cerita terdapat
tradisi pembukaan kado pemberian dari santa yang ada di bawah pohon natal.
Sekilas sejarah
Banyak yang mengatakan bahwa
kebiasaan/tradisi menghias pohon natal dimulai pada abad ke-16. Saat penduduk Jerman
menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara
yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi natal di dalam rumah. Dari
catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon
Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya
merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi
yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon natal (cemara) ini juga
melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir
semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
Arti pohon natal
Ternyata dibalik pohon natal yang
indah terdapat arti khusus yaitu sebagai lambang kesetiaan iman umat kristiani.
Kesemarakan Natal menjadi lebih meriah dengan hadirnya pohon ini. Seperti yang
telah ditulis diatas bahwa Jerman, adalah negara yang disebut-sebut pencipta
tradisi ini. Cerita ini adalah salah satu kisah di antara banyak kisah lain
yang menjadi awal tradisi pohon cemara sebagai hiasan Natal. Trend pohon cemara
sebagai hiasan Natal selalu berubah setiap tahunnya. Dijiwai semangat dan harapan yang sama, yaitu makin kokohnya
kesetiaan umat beriman Kristiani akan imannya, pohon cemara hadir dalam
berbagai rupa.
0 komentar:
Posting Komentar