Produksi beras organik dimulai dengan penggunaan kualitas benih tinggi non-transgenik. Hal ini ditindaklanjuti dengan komitmen
berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas tanah saat menggunakan berbagai
langkah-langkah alami untuk meminimalkan dampak dari hama dan gulma tanpa
menggunakan herbisida kimia dan pestisida.
Kesuburan tanah
Tidak seperti petani padi konvensional, yang secara rutin
menerapkan pupuk kimia ke dalam tanah, petani padi organik menggunakan berbagai
langkah-langkah alami untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini umumnya melibatkan rotasi tanaman dengan tanaman
berakar kacang-kacangan atau hijau pupuk kandang / penutup tanaman.
Kacangan hijau pupuk tanaman memasok hingga 50 persen dari
kebutuhan nitrogen dari varietas unggul padi. Langkah-langkah lain petani padi organik digunakan untuk
meningkatkan dan memelihara kesuburan tanah termasuk mendorong unggas air asli
istirahat selama musim dingin, menerapkan mineral batuan, pupuk kandang,
kompos.
Mengendalikan hama
Mengendalikan hama dan penyakit merupakan tantangan konstan
untuk petani padi konvensional dan organik. Masalah terbesar yang dihadapi petani hama padi kumbang, larva menempel pada akar tanaman muda dan menurunkan sistem
akar sehingga menurunkan hasil saat panan nanti.
Tingkat nitrogen yang berlebihan seringkali timbul karena jumlah tinggi pupuk kimia yang
diaplikasikan ke tanah. Petani konvensional dalam pengendalian hama rutin
menerapkan pestisida kimia untuk tanaman padi.
Namun untuk cara modern, dilakukan dengan menghindari pemakaian pestisida dan lebih mengarah pada teknik penanaman. Seperti tepat waktu saat penanaman, pemilihan varietas, dan
budaya untuk menekan gulma adalah metode
utama yang digunakan oleh petani padi organik untuk mengendalikan hama dan
penyakit.
Mengelola gulma
Mengatur gulma merupakan salah satu tantangan utama yang
terkait dengan produksi beras organik. Tidak seperti petani konvensional,
petani padi organik tidak menggunakan herbisida kimia. Sebaliknya, tanaman rotasi, meratakan tanah, persiapan
persemaian, pengelolaan air, dan mencangkul adalah cara utama dalam menanam padi organik.
Rotasi tanaman sangat penting dalam produksi padi organik.
Rotasi tanaman mengurangi tekanan gulma karena menghambat siklus hidup gulma
dan mengurangi jumlah biji gulma dalam tanah.
Memanen
Petani padi konvensional umumnya panen pada kelembaban (21 sampai 26 persen
kelembaban), yang berarti beras tidak sepenuhnya matang. Hal ini dilakukan agar
padi tidak pecah ketika dipoles menjadi putih. Kadang-kadang, jika padi kurang matang dijual sebagai beras merah. Petani padi organik sering menjual
produksi mereka sebagai beras merah. Beras merah tidak mengalami proses polishing beras putih. Beras merah umumnya dipanen pada kelembaban 16 sampai 18 persen.
Penyimpanan
Beras harus dikeringkan hingga kelembaban 14 persen untuk penyimpanan. Sementara penyimpanan padi konvensional bergantung pada
berbagai kontrol kimia sintetis untuk menjamin integritas, penyimpanan beras
organik bergantung pada kebersihan dan pemantauan secara cermat.
0 komentar:
Posting Komentar