Kumpulan Artikel Berbagai Kategori

Kamis, 16 Mei 2013

Berkenalan Dengan Kompor Induksi



Sebagian orang berpendapat bahwa kemampuan gas dan api dalam mematangkan makanan memang tak bisa dikalahkan, sehingga kompor induksi yang berpenampilan praktis pun kurang mumpuni. Padahal, tak ada salah nya kita berkenalan sekali lagi dengan kompor induksi. Siapa tahu dapur lebih cocok dengan kompor yang satu ini.

LEBIH AMAN DENGAN INDUKSI

Pada kompor induksi, energi listrik yang diperoleh menghasilkan medan magnet pada permukaan kompor yang umumnya terbuat dari keramik. Medan magnet itulah yang kemudian menginduksi alat masak seperti wajan atau panci yang diletakkan diatasnya. Mudahnya, alat masak andalah yang berperan sebagai elemen pemanas. Jika pada kompor gas ada energi yang terbuang saat api memanaskan wajan, pada kompor induksi proses pengubahan energi listrik ke energi panas berlangsung lebih efektif dan terfokus langsung kewajan.



Ketiadaan api justru menjadi kelebihan kompor induksi sehingga menekan resiko luka bakar dan ledakkan gas seminim mungkin. Selain itu proses induksi juga memberi keuntungan lain berupa permukaan kompor yang tetap dingin jika disentuh oleh tangan dalam keadaan menyala. Bila api pada kompor gas menyebabkan seluruh bagian kompor memanas, pada kompor induksi panas hanya dihasilkan didalam “zona masak” yang umumnya ditandai dengan bentuk lingkaran berdiameter 15 – 20 cm pada permukaan kompor. Panas itupun hanya muncul jika wajan masak sebagai elemen pemanas sudah diletakkan di atas kompor. Jika wajan bari diangkat dari atas kompor, zona masak juga akan terasa panas atau hangat. Namun itupun merupakan panas yang tertinggal dari wajan itu sendiri. Dengan kata lain, yang panas itu alat masaknya  bukan kompornya.





PENGATURAN DAYA LISTRIK

Karena hanya mengandalkan energi listrik banyak orang terlanjur berprasangka bahwa kompor induksi lebih boros dibandingkan kompor gas biasa. Perlu anda tahu bahwa setiap kompor induksi pasti dilengkapi oleh sistem pengaturan tingkat panas dan tingkat konsumsi listri ( power level ) yang berpengaruh pada kecepatan dalam mematangkan makanan. Power level tersebut biasanya terentang dari 1 – 9, tergantung spesifikasi masing – masing produk.

Jika pada kesempatan tertentu anda diharuskan untuk memasak dalam waktu singkat, anda bisa menyetel power level ke tingkat tinggi diatas 1000 w dengan konsekuensi konsumsi listrik yang lebih tinggi pula. Namun untuk keperluan memasak biasa, kompor induksi umum nya meneyediakan pilihan daya listrik minimal 300 w meski waktu memasak lebih lama. Kuncinya selalu sesuaikan pemakaian listrik dengan kebutuhan memasak anda.

Terlepas dari persoalan konsumsi, yang tak kalah penting adalah keamanan penggunaan listrik pada kompor induksi. Ada baiknya seluruh penggunaan listrik di area servis termasuk kompor, mesin cuci, dan sebagainya dibedakan MCB nya dengan peralatan listrik dibagian tengah dan depan rumah. Lubang kontak untuk kompor listrik pun sebaiknya terpisah dari colokkan kabel lainnya. Ada baiknya menggunakan stabilizer listrik supaya tegangan tidak turun naik. Karena tegangan yang fluktuatif bisa merusak kompor layaknya peralatan listrik lainnya.


BUTUH ALAT MASAK KHUSUS

Kompor induksi memang membutuhkan perhatian lebih di awal pemakain karena hanya bisa bekerja dengan alat masak khusus bersifat ferromagnetis. Dengan demikian, ada kemungkinan anda perlu membeli wajan dan panci baru jika ingin beralih kekompor induksi. Oleh karena itu, jangan buru – buru membuang panci di rumah anda. Karena kenyataannya, sebagian besar alat masak berkualitas yang dijual di pasaran kini umumnya bersifat multifungsi sehingga juga bisa digunakan pada kompor induksi. Biasanya, dibagian belakang alat masak yang rata terdapat 4 – 5 logo yang menandakan alat masak tersebut bisa digunakan pada jenis kompor apa saja. Misalnya, kompor gas, halogen, listrik dan induksi.

Ciri lain yang menentukan alat masak yang sesuai adalah dengan menempatkannya diatas kompor. Jika alat masak berjenis salah satu dan tidak sesuai, kompor induksi akan mengeluarkan bunyi berulang – ulang yang menolak alat masak tersebut.

Bagaimana? Sudah siapkah anda beralih ke kompor induksi?

0 komentar: